Oleh: cahayapelangi | September 11, 2010

Tangga Menuju Surga

Hidup dengan Kualitas kesurgaan bisa dimulai didunia ini, dengan mulai membiasakan diri hidup dengan cara-cara yg akan kita gunakan disurga.

Disurga,disetiap pribadi dari kita akan berlaku santun terhadap kepada satu sama lain.

Di surga kita tidak membeda-bedakan orang berdasarkan Ras,suku,agama atau Nasionalitas. kita tidak saling membandingkan diri dalam status sosial,harta,tingkat pendidikan,siapa teman-teman kita,dimana kita tinggal.

Disurga kita mengisi pikiran dan hati kita dengan kebaikan dan kasih sayang.Kita hanya melakukan kebaikan dengan penuh kasih sayang. Kita tidak memiliki kemampuan lain kecuali kemampuan merasakan nikmat yang dilimpahkan oleh Tuhan Yang Maha Pengasih.

Maka siapapun yang berkesungguhan untuk membiasakan diri dengan kualitas pikiran, perasaan   dan tindakan  indah yang pantas bagi pergaulan disurga,ia seperti telah memulai kehidupan  surga-nya didunia.

Dimanakah Tuhan berada…?

Tuhan berada dimana-mana .Maka ,dimanapun kita menghadapkan wajah kita ,sebetulnya kita   menghadap Kepada Tuhan.

Maka,Kita selalu,setiap saat  menghadapkan wajah kita kepada Tuhan.

Dan semua keadaandan kejadian ,ada diantara kita dan Tuhan.

Apapun yang terjadi ,terjadi terhadap anda dalam kehadiran Tuhan.Dan sadarilah bahwa anda sedang berada dalam pengamatan.

Apakah Anda akan tetap berlaku baik dihadapan kejadian yang buruk ,yang berada diantara anda dan Tuhan?

Apakah anda akan berlaku baik,karena anda sadar bahwa tuhan sedang mengamati anda?

Ataukah kejadian yang buruk itu memberikan alasan bagi anda untuk berlaku buruk dihadapan Tuhan ?

Apakah anda menyadari bahwa kejadian buruk buruk itu adalah untuk menguji kualitas   kesadaran anda bahwa Tuhan sedang mengamati ?

Bukankah anda yang selalu menasehatkan kepada orang lain bahwa tuhan Maha Melihat,Maha Mengetahui dan Maha Mendengar ?

Lalu mengapakah kejadian kecil yang tidak terlalu buruk seperti itu,cukup untuk membuat anda berlaku tidak hormat dihadapan Tuhan ?

Jika kita menyadari kesinambungan perhataian dan pengamatan Tuhan kepada kita,maka marilah kita menjaga kebersihan   pikiran kita,memelihara kebeningan hati kita,dan menetapkan keindahan prilaku kita.

Jika kita telah mengumumkan kepada diri sendiri dan kepada dunia,bahwa kita mencintai Tuhan ,maka marilah kita membuktikan   kecintaan kita kepada Tuhan dengan memuliakan kehidupan.

Bukti bahwa kita mencintai Tuhan ,adalah kita mencintai kehidupan dan semua pengisinya .

Ada orang yang tidak mampu membayangkan dirinya mencintai dunia,karena dia takut mengurangi kecintaannya kepada akherat.

Bagaimana mungkin kita  menyepelekan kehidupan dunia,padahal semua kualitas kehidupan kita  diakherat nanti ,ditentukan oleh kualitas kita sebagai pribadi dalam  dikehidupan didunia..?

Bukankah semua proses pemuliaan Tuhan yang akan mempantaskan diri kita bagi keindahan kehidupan akhirat-itu semua-kita lakukan didunia ini,saat kita masih hidup ?

Bukankah sebaik-baiknya manusia adalah dia yang bermanfaat bagi orang lain?

Dimanakah kita membangun kemampuan untuk bermanfaat bagi orang lain itu…kecuali didunia?

bukankah semua do’a dan pujian kepada Tuhan menjadi semakin indah,jika doa dan pujian itu kita rambatkan kelangit sebagai pensyukuran kewenangan untuk  menjadi pribadi yang berguna bagi banyak orang.

Hidup ini memang sementara…

Tetapi tidak ada satu detik pun dalam kehidupan yang sementara ini yang boleh ditelantarkan.

Jika kita bicara serius,kita mengawalinya dengan “demi Tuhan”.

Dan karena Tuhan juga seruis saat beliau berfirman tentang waktu,Tuhan mengawalinya dengan”demi masa”.

Jika kita menghitung penggunaan waktu kita,sebetulnya setiap orang sedang merugi.Kita rugi karena tidak mengisi waktu yang dihadiakan Tuhan itu,dengan pikiran baik,perasaan baik dan tindakan baik.

Hidup ini memang sementara.

Tetapi siapakah dari kita yang bisa menahan dari lapar selama empat hari saja ?

Hidup ini memang sementara.

Tetapi siapakah yang mengajarkan kepada kitauntuk memiskinkan keluarga hanya karena  pengertian kita mengenai “sementara” itu kurang tepat ?

Jika hidup ini memang semntara,mengapa kita mengeluh dalam kelemahan   dan kekurangan?

Hidup ini memang sementara,jika kita bandingkan dengan panjangnya  keindahan kehidupan akherat kita.Karena kehidupan didunia ini tidak boleh ditelantarkan,hanya karena kita lebih memuliakan kehdidupan di akherat.

Marilah kita sadari,bahwa keindahan kehidupan kita di akhirat nanti ,dibangun oleh keindahan kehidupan kita di dunia ,karena kita menjaga kejernihan dari pikiran kita ,memelihara   kebeningan dari hati kita dan menetapkan keindahan dari perilaku kita ,agar kita menjadi sebaik-baiknya pribadi bagi Tuhan.

Karena kita menjadi pribadi yang bermanpaat bagi orang lain,karena kita menjadi pribadi yang memuliakan orang tua,keluarga dan siapapun yang kita layani,karena kita memelihara kelestarian alam dan karena kita hidup untuk Tuhan.

Agar kematian kita menjadi gerbang yang indah ,yang menghubungkan kehidupan didunia ini,dengan kehidupan kita diakherat(surga).

Maka marilah kita ikhlaskan diri kita kepada kebaikan,karena hanya  kebaikan yang membaikan,hanya kebaikan yang mengindahkan.

Maka,Jika kita hidup dengan indah ,sebetulnya kehidupan adalah  perjalanan indah yang tak terputus antara dunia dan surga.Mudah-mudahan kita menjadi lebih hadir dalam kehidupan kita ini ,yang keindahannya ditentukan oleh kesungguhan kita untuk mengindahkannya…(Mario Teguh)

 


Tanggapan

  1. luar biasa,,saya suka sekali dengan kata2 “hidup dengan kualitas kesurgaan”..nice share..

    nb : saya izin menyitir fotonya ya,,tentu dengan referensi disini

  2. […]        sumber foto Share this:Like this:LikeBe the first to like this […]


Tinggalkan komentar

Kategori