Tugas Manusia

BERKORBAN DEMI KEMANUSIAAN
YANG ADIL DAN BERPERADABAN

  

1. Pendahuluan

 
Bumi dan manusia merupakan suatu kesatuan yang tidak
terpisahkan, manusia sebagai penghuni planet bumi menjadi makhluk
ataupun satu kesatuan masyarakat ekologis yang interdependen dengan
para makhluk hidup lainnya di bumi ini. Bila terjadi ketidakserasian
ekologis, maka akan terjadi akibat yang merugikan semua penghuni
planet bumi ini.
Penciptaan manusia dan fungsinya di bumi dijelaskan oleh Tuhan;
Sesungguhnya Tuhan menjadikan khalifah / petugas-Nya di muka bumi
ini berwujud manusia,
(Q.S. 2/30)
Sesungguhnya Aku menjadikan seorang khalifah di muka bumi
Khalifah pertama adalah Adam a.s., sebagai nama diri, juga
mengandung arti “manusia”.
Tuhan menciptakan Taman untuk Adam a.s. dan pasangannya
yaitu Taman Eden, menempatkannya di Taman itu, untuk
mengusahakan dan memeliharanya yakni sebagai tempat yang dapat
dipergunakan untuk bekerja. Jadi, Adam a.s. diciptakan bukan untuk
menganggur. Makanan yang ada adalah buah-buahan dari berbagai
pohon, buah-buahan dan biji-bijian dari jenis semak-semak dan gandum/
beras dari jenis rerumputan,
(Q.S. 2/35)
Dan kami berfirman: “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan pasanganmu taman ini, dan makanlah makananmakanannya
yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, karena
dapat menyebabkan kamu menjadi orang yang zalim.
Lalu Tuhan menampilkan berbagai binatang, burung, dan tumbuhtumbuhan
(fauna dan flora) agar ia memberi nama bagi mereka,
sehingga Adam a.s. dapat mengenali sifat-sifat dan kemampuankemampuan
semua yang dikenali itu,
(Q.S. 2/31)
Dan Tuhan mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya.
Teguran bahkan hukuman Tuhan bagi Adam a.s. berupa persona
nongrata dari taman Eden yang indah karena beliau memasuki batas
larangan yang telah ditetapkan, agar tidak mendekati suatu pohon
tertentu, apatah lagi memetik atau memakan buahnya. Itu merupakan
isyarat betapa penting mempertahankan ekosistem dalam masyarakat
ekologis di muka bumi.
Ketika Adam a.s. bersama pasangannya, menyentuh dan makan
buah dari pohon yang telah ditentukan Allah tidak boleh mereka sentuh,
akibatnya Adam a.s. diusir dari Taman Eden, mereka ternistakan,
digambarkan sebagai telanjang (tanda dipermalukan) yang
mengakibatkan perubahan kehidupan, bermula dari jerih payah untuk
mencari rizqi sepanjang umur hidupnya. Tanah subur di Taman Eden
telah ditingalkan dan harus terus menata tempat baru yang penuh
tantangan sepanjang zaman. Dan ia terus lakukan sekalipun dengan
pengorbanan dan kerja keras, kemudian dengan penuh kesadaran,
Adam a.s. bertobat kepada Tuhan atas segala kelengahan-Nya,
(Q.S. 3/37)
Kemudian Adam menerima beberapa ajaran bertaubat dari Tuhannya, Maka Allah menerima taubatnya.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
Kemampuan Nabi Nuh a.s. membaca tanda-tanda alam yang
menjurus kepada terjadinya bencana air bah yang dapat memusnahkan
segala penghuni bumi. Sehingga dengan keterampilan yang dimilikinya
(atas petunjuk Tuhan) beliau mempersiapkan perahu pengaman
kehidupan penghuni bumi pasca air bah yang mematikan sekalipun
beliau tidak mendapat dukungan dari banyak kaumnya.
Nabi Nuh a.s. dalam menghadapi tantangan selalu berdo’a :
(Q.S. 23/29)
Ya Tuhanku, tempatkanlah Aku pada tempat yang diberkati, dan Engkaulah sebaik-baik Dzat yang memberi
tempat.
Nabi Nuh a.s. telah tampil sebagai pemimpin penyelamat generasi
makhluk hidup yang selalu memberi bimbingan dengan ajaran Ilahi, serta
contoh kongkrit berbentuk ﺕﺍﲑﳋﺍ ﻞﻌﻓ perbuatan kebajikan, sehingga
selamatlah perjalanan generasi kehidupan selanjutnya. Itulah contoh
kepemimpinan berwawasan masa depan,
(Q.S. 21/73)
Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami
dan telah kami wahyukan kepada mereka, agar mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan
zakat, dan hanya kepada kamilah mereka selalu menyembah,
Juga, betapa ketat regulasi yang ditetapkan oleh Muhammad
S.A.W. demi melindungi Madinah dari terpaan terik panas alam
lingkungannya. Dengan ketetapan regulasi yang tak kenal tawar
menawar berupa larangan mutlak menebang tegakan pohon apapun
jenis tegakan itu, ancamannya jelas. Barangsiapa berani melanggarnya,
akan mendapat laknat dari Allah, para malaikat, dan manusia sejagat.
Dalam hadits riwayat Bukhari dari sahabat Anas r.a. mengisahkan
undang-undang tentang larangan penebangan tegakan pohon di Negara
Madinah.
ﻪْﻨَﻋ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻲِﺿَﺭ ٍﺲَﻧ ﹶﺃ ْﻦَﻋ ، ﹶﻝﺎﹶﻗ َﻢﱠﻠَﺳَﻭ ِﻪْﻴ ﹶﻠَﻋ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻰﱠﻠَﺻ ﻲِﺒ ﻨ ﻟ ﺍ ِﻦَﻋ : ْﻦِﻣ ﻡَﺮَﺣ ﹸﺔَﻨﻳِﺪَﻤﹾﻟﺍ
ِﻪﱠﻠﻟ ﺍ ﹸﺔَﻨ ْﻌﹶﻟ ِﻪْﻴ ﹶﻠَﻌﹶﻓ ﺎﹰﺛَﺪَﺣ ﹶﺙَﺪْﺣﹶﺃ ْﻦَﻣ ﹲﺙَﺪَﺣ ﺎَﻬﻴِﻓ ﹸﺙَﺪْﺤﻳ ﺎﹶﻟَﻭ ﺎَﻫﺮَﺠَﺷ ﻊﹶﻄﹾﻘﻳ ﺎﹶﻟ ﺍﹶﺬﹶﻛ ﻰﹶﻟِﺇ ﺍﹶﺬﹶﻛ
ﻨ ﻟ ﺍ َﻭ ِﺔﹶﻜِﺋ ﺎﹶﻠَﻤﹾﻟ ﺍ َﻭ َﲔِﻌَﻤْﺟﹶﺃ ِﺱﺎ * ) ﻩﺍﻭﺭ ﻱﺭﺎﲞ (
Rasulullah bersabda: Ditetapkan beberapa larangan di Negara
Madinah ini; Tegakan pohonan yang ada di dalamnya tidak boleh
ditebang, dan larangan ini tidak boleh diubah, barang siapa melanggar
dan mengubah larangan ini maka Allah, para malaikat, dan manusia
sejagat melaknat mereka.
Itulah suatu hakekat bahwa bumi, manusia, dan makhluk-makhluk
hidup lainnya di bumi ini merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.
Makhluk-makhluk hidup penghuni bumi ini sangat bergantung pada
kelestarian bumi/alam. Sedangkan kelestariannya dapat wujud menurut
kadar kearifan dan kesantunan ummat manusia dalam mempertahankan
ekosistem.
Dalam hal ini Tuhan telah memberi bimbingan kepada komunitas
ekologis di muka bumi ini bahwa: Bumi diciptakan sebagai hamparan,
dipergunakan sebagai akses transportasi, sebagai penampung air hujan
yang daripadanya tumbuh berbagai pasangan tanaman / tumbuhan,
daripadanya diproduksi pangan dan pakan untuk manusia dan ternak
dan makhluk hidup lainnya, sehingga kehidupan dapat terus berestafet
dan sustainable,
(Q.S. 20/53-54)
53. Tuhan Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang Telah menjadikan bagimu di bumi
itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis
dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam.
54. Makanlah dan gembalakanlah binatang-binatangmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat tandatanda
kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal.

2. Bumi Harus Diselamatkan

 
Pesan hari raya kurban kali ini (1428 H) adalah: Suatu ajakan
meningkatkan karya nyata penyelamatan bumi tempat tinggal segala
makhluk hidup, dari kerusakan, kehancuran, akibat ulah dan keserakahan
manusia.
Suatu ajakan diikuti tindakan nyata oleh siapa saja, pemimpin,
rakyat, pemerintah, swasta, siapapun harus melakukan sekuat tenaga
dan kemampuan yang dimilikinya. Sikap dan tindakan penyelamatan
lingkungan hidup yang kita sikapi ini, menjadi pertanda ketakwaan kita
kepada Tuhan Y.M.E. oleh itu mari kita lakukan dan wujudkan sikap:
(Q.S. 11/88)
Yang aku maksudkan hanyalah mendatangkan perbaikan dan penyelamatan selama aku berkemampuan. dan
kesepakatanku terhadap sikap ini hanyalah karena Allah, Tuhan tempat aku berserah diri dan aku kembali.
Mengapa bumi harus diselamatkan dari kerusakan maupun
kehancuran? Sebab bumi (tanah) adalah asal kehidupan manusia dan
makhluk hidup lainnya, ke dalam bumi pula disemayamkan, dan pergantian
generasi selanjutnya bersumber dari bumi yang kita huni ini.
Ajaran Tuhan membimbing kita bahwa,
(Q.S. 20/55)
Dari bumi (tanah) lah kami menjadikan kamu semua makhluk hidup dan kepadanya aku akan mengembalikan
kamu semua dan daripadanya kami akan mengeluarkan / menjadikan lagi.
Menurut keyakinan ummat beriman maupun manusia secara
keseluruhan, bumi dan isinya adalah karunia Ilahi, karunia paripurna
yang dianugerahkan kepada ummat manusia. Dilengkapi dengan
petunjuk pemanfaatannya, untuk itu manusia dikarunia akal, naluri, dan
kodrat alamiah untuk kelanjutan hidup masing-masing.
Agar kita memiliki rasa tanggung jawab yang setinggi-tingginya
terhadap bumi karunia Ilahi ini, kita harus menanamkan sikap dan
tanggung jawab itu pada diri kita masing-masing. Bahwa Tuhanlah yang
telah menganugerahkan semua itu,
(Q.S. 20/50)
Tuhan kami lah yang telah menganugerahkan segala sesuatu kepada makhluknya dan diikuti segala petunjuknya
Dari situ jelas, manusia merupakan makhluk yang sangat
bertanggung jawab atas segala kelestarian maupun kerusakan planet
bumi ini. Manusia berdasar kodratnya diciptakan berpasangan, male dan
female yang selanjutnya membentuk suku dan bangsa, dari situ tercipta
interdependensi ummat manusia sejagat raya ini. Terciptalah kehidupan
mozaik global, tersusun dari negara bangsa yang masing-masing
memiliki kedaulatan, kebebasan, dan kemerdekaannya, dalam mengatur
negara bangsa masing-masing.
Interdependensi ummat manusia berdasar perwujudan
kebangsaannya, menjadikan interdependensi antarnegara bangsa
secara global. Maka jika dalam memanfaatkan bumi ini yang kemudian
terjadi berbagai kerusakan akibat ulah manusia, maka penanganan dan
penyelamatannya menjadi tanggung jawab bersama, tanggung jawab
antarbangsa. Kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab bersama,
(Q.S. 30/41)
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, karenanya Allah
menampakkan berbagai akibat buruk yang mereka rasakan akibat perbuatan mereka, kiranya mereka mau
kembali kepada aturan yang benar.
Karena ummat manusia ataupun bangsa-bangsa di dunia ini saling
ketergantungan dalam memakmurkan bumi karunia Tuhan maka
memakmurkannya pun menjadi hak bersama.
(Q.S. 11/61)
Tuhan telah menciptakan kamu dari bumi dan menjadikan kamu pemakmurnya, Karena itu jika terjadi kesalahan
mohonlah ampunan-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat rahmat-Nya lagi selalu mengijabah segala
permohonan .
Dari sejumlah negara bangsa di dunia berdasar kadar usaha dalam
menata dan memajukan kehidupannya, terciptalah kelompok-kelompok,
ada yang tampil dengan kemampuan dan kemajuan dalam berbagai
aspek kehidupan, yang sering disebut sebagai negara-negara maju,
adapula yang sebaliknya, belum berkeupayaan menciptakan
kesejahteraan hidupnya, yang sering disebut sebagai negara sedang
berkembang, bahkan terbelakang.
Selamanya Tuhan selalu memosisikan ummat / bangsa yang
paling gigih dan patuh pada tatanan-Nya menjadi bangsa yang terdepan
dalam kemajuan berbagai bidang
(Q.S. 49/13)
Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Tuhan adalah siapa yang paling takwa (yakni orang yang paling
taat kepada tatanan Ilahi). Sesungguhnya Tuhan Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
3. Bangsa Indonesia Ikut Bertanggung Jawab
Bangsa Indonesia telah selamat mencapai kemerdekaan Negara
Indonesia, menjadi negara merdeka, bersatu, berdaulat, menuju keadilan
dan kemakmuran. Semua itu atas berkat rahmat Allah Yang Maha Esa
dan atas dorongan keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan
yang bebas dan merdeka.
Sejak dikumandangkan proklamasi kemerdekaan Indonesia 17
Agustus 1945, bangsa Indonesia dengan tegas menyatakan ikut serta
melaksanakan ketertiban dunia, berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial. Oleh sebab itu, gejolak apapun yang terjadi di
muka bumi ini, Indonesia berkewajiban ikut meredamnya, itu sebuah
konsekuensi.
Isu pemanasan global, perubahan iklim, dan berbagai akibat yang
ditimbulkan keduanya, merupakan isu besar ummat manusia seluruh
penghuni bumi ini, ummat manusia seluruhnya merasa risau, dan
seluruh bangsa-bangsa di dunia mencari solusinya, Indonesia menjadi
tempat diskusi antarbangsa tentang hal tersebut. Apapun kesepakatan
yang telah dicapai dalam diskusi internasional, biasanya tidak serta
merta dapat dilaksanakan. Namun, dalam menghadapi isu pemanasan
global dan perubahan iklim ini, tentunya Indonesia pun tidak terhindar
dari akibatnya.
Oleh sebab itu, bangsa Indonesia telah membentuk dan memiliki
Pemerintah Negara, yang fungsinya untuk melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tanah air Indonesia sudah sewajibnya bertindak
arif dan bijak menetapkan kebijakan-kebijakan dan rencana strategis
berbentuk program aksi yang jelas dan terkontrol dalam menghadapi isu
besar pemanasan global yang sudah pasti akan menimpa negara
kepulauan Indonesia ini.
Pemanasan global dan perubahan iklim, telah terjadi dan terus
bergerak. Kenyataan yang telah kita rasakan di negara kita, bahwa
cuaca semakin memanas, musim semakin tidak menentu. Hutan-hutan
semakin menipis bahkan semakin habis. Sungai semakin tidak
berkemampuan menampung air diwaktu hujan. Banjir melanda berbagai
tempat dan kota-kota besar. Desa-desa dan kota-kota tidak memiliki
tegakan hutan yang mampu melindungi dan meneduhi lingkungan.
Walhasil terlalu luas areal tanah air kita tidak terlindungi oleh rimbunnya
tegakan rimba/hutan. Di berbagai negara duniapun merasakan seperti
yang kita rasakan.
Dalam menghadapi kejadian/peristiwa semacam ini, kita sebagai
manusia beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, semestinya tidak
saling mencari kesalahan, siapa yang paling bersalah, negara mana
penyebab segala yang sedang terjadi. Sebab diskusi global/internasional
telah diselenggarakan. Semestinya tindakan lokal, untuk mengurangi
pemanasan dan mengantisipasi perubahan iklim itu harus kita mulai dari
titik dan lokasi paling kecil, dari desa, kota, dan seluruh tanah air.
Gerakan utama yang harus kita lakukan segera adalah
menciptakan Payung Tanah Air berupa Gerakan Penghijauan Nasional.
Suatu gerakan yang didukung oleh kekuatan Undang-undang yang jelas
dan tegas. Pemerintah bersama rakyat, bahu-membahu
melaksanakannya. Ditetapkan target dari tahun ke tahun, dilindungi
kelestarian hidup tumbuhnya tegakan yang telah ditanam, pemerintah
dan rakyat melaksanakan perawatannya.
Gerakan selanjutnya adalah revitalisasi sungai, danau, waduk serta
menciptakan cekungan-cekungan tampungan air, agar dapat berfungsi
sebagai penyalur dan penampung air pada musim yang diperlukan.
Sesungguhnya jika semua itu kita lakukan, hakekatnya adalah
suatu kewajaran belaka. Sebab, tegakan-tegakan pohon raksasa yang
telah kita tebang, semuanya itu adalah hasil tanaman pendahulu kita,
dan jika kita kini menanam itu maknanya kita secara wajar berbuat untuk
generasi penerus kita, penerus kelangsungan Indonesia Raya. Disini
Penghijauan Nasional bermakna: usaha membangun jiwa raga bangsa
Indonesia untu kelangsungan hidup Indonesia Raya yang kuat dan
damai.
ﺎﻨﻠﺒﻗ ﻦﻣ ﺱﺮﻏ ﺪﻘﻟ ﺎﻧﺪﻌﺑ ﻦﻣ ﻞﻛﺄﻴﻟ ﻦﳓ ﺱﺮﻐﻧﻭ ﺎﻨﻠﻛﺄﻓ
Pendahulu kita telah menanam dan kita menikmatinya, maka kini giliran
kita menanam agar generasi penerus kita dapat merasakan nikmatnya.

4. Membangun Kesadaran Bersama

 
Kesadaran individu menuju terciptanya kesadaran bersama dalam
menghadapi segala macam tantangan kehidupan harus terus dibangun.
Musibah, bencana, kecelakaan dalam kehidupan, datangnya selamanya
tidak pernah memilih dan memilah obyek/sasaran maupun korbannya.
Banjir bandang akibat penebangan tegakan rimba secara liar,
menerpa lingkungan sekitarnya tanpa pandang bulu, boleh jadi
penjahatnya justru dapat menyelamatkan diri dari ulah jahatnya itu.
Bahkan dalam masyarakat negara yang belum sadar lingkungan
penjahat semacam itu masih dapat lolos dan selamat dari tuntutan
hukum.
Hutan gundul, areal luas yang tidak diselimuti oleh rimbunnya
tegakan pohon, mengakibatkan peningkatan tekanan suhu udara,
semakin panas, mematikan banyak makhluk hidup. Terpaan panas
semacam itu, juga tidak memilih korbannya. Walhasil bencana tidak
memilih korban! Penjahat, orang baik-baik, pemimpin, rakyat jelata,
istana, maupun gubug reot, semua dapat menjadi sasaran bencana.
Tuhan berpesan dalam ajaran-Nya: ( (Q.S. 8/25)
Dan hindarilah bencana yang tidak khusus menimpa orang-orang yang berbuat zalim angkara murka saja.
Di sini kesadaran individu harus dibangun, untuk terciptanya
kesadaran bersama yang selanjutnya menjadi kesadaran nasional.
Ajaran Ilahi berkenaan dengan kesadaran bersama atau kesadaran
Nasional dapat menimbulkan kekuatan yang sangat absolut mampu
mencegah dari berbagai hal negatif. Pesan Tuhan:
(Q.S. 5/105)
Hai orang-orang yang beriman, tingkatkan kesadaran dirimu, jika kamu memiliki kesadaran bersama maka tidak
siapapun yang mampu memberi mudharat kepadamu apabila kamu tetap sadar pada petunjuk Tuhan.
Kesadaran yang kita bangun adalah: Kesadaran memelihara
lingkungan hidup, memelihara bumi di mana kita tinggal. Kita ciptakan
suasana lingkungan yang asri. Bumi yang memiliki dan mampu
menampung air yang bersih, penuh tegakan pohon rimba yang tertata
kerimbunannya, berisi berbagai macam ternak yang sihat dan
menyihatkan, penuh dengan tanaman pangan yang dapat membantu
pangan dan pakan menuju pertumbuhan kesihatan bangsa dan ummat
manusia serta makhluk hidup lainnya.
Memelihara lingkungan asri, memelihara bumi agar tetap asri sama
halnya dengan menata taman syurgawi, dalam kehidupan di dunia ini.
Sebab taman syurga yang telah ditamsilkan oleh Tuhan Y.M.E., meliputi
keasrian lingkungan hidup.
Mulai hari ini, hidupkan kembali kesadaran kita untuk peduli
lingkungan hidup, mulai dari diri kita masing-masing membangun
kebaikan untuk menyelamatkan bumi tempat kita tinggal, menanam
tegakan pohon di lingkungan kita dan memeliharanya adalah sama
dengan menghidupkan kebaikan, menyelamatkan bumi dari terpaan
panas yang mematikan. Tuhan akan selalu menyertai kehendak kita,
sebesar usaha kita menata lingkungan hidup sebesar itu pula
pertolongan Tuhan akan kita rasakan, dan bencanapun akan dapat
diminimalkan. Tanamlah tegakan pohon di halaman-halaman tempat
tinggal kita, di lokasi / areal-areal kosong yang kita punyai. Ciptakan
lingkungan yang penuh dengan tegakan pohon yang tertata dan
terpelihara rapi. Semua kelak akan menjadi payung peneduh dari
terpaan panas yang pasti datang masanya.
Mari kita ciptakan Taman Surgawi di dunia ini, sebagaimana tamsil
yang diberikan Tuhan.
( (Q.S. 47/15)
Perumpamaan Taman Surgawi yang dijanjikan bagi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan adalah Taman
yang di dalamnya ada sungai-sungai berisi air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai yang berisi air
susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai berisi anggur yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungaisungai
dari madu yang jernih tersaring; dan mereka mendapatkan di dalam taman itu segala macam buah-buahan
dan ampunan Tuhan
Karenanya, menunjuk tamsil di atas sudahkah Taman atau tempat di
mana kita tinggal hari ini memiliki ciri-ciri tamsil dari Tuhan itu ?
Sudahkah Negara kita memiliki sungai yang berair bersih berfungsi
air sebagai sumber kehidupan ? kalau kita punyai, maka Negara kita
patut dijuluki Taman Surgawi. Sudahkah Negara kita memiliki sumber
susu segar yang melimpah, sehingga kita dapat menikmati untuk
meminum dan memberi minum pada bangsa lain ?
Anggur sumber minuman segar, madu, dan buah-buahan
sudahkah berproduksi di Negara kita ? Semuanya pertanyaan yang
mesti kita wujudkan jawabannya. Itu pun kalau kita ingin menjadi
penghuni surga di dunia ini, apatah lagi di akhirat kelak. Kalau tidak,
maka menjadi sebaliknya, menjadi neraka kehidupan. Sungainya
mendidih yang mampu memotong tenggorokan dan usus kehidupan,
maknanya sengsara abadi di dunia ini, dan jika seperti itu, bagaimana
kelak di akhirat ?
Jika kehidupan taman surgawi / lingkungan hidup yang asri yang
kita ingin wujudkan, maka sesungguhnya diperlukan pengorbanan yang
tiada henti. Pengorbanan dalam bentuk mempertajam konsistensi
tindakan menata generasi penerus yang tetap sadar terhadap cita-cita
kesatuan dan persatuan berbangsa dan bernegara. Pengorbanan dalam
bentuk terciptanya cita-cita bersama Indonesia yang damai asri nikmat
untuk dihuni oleh segala warga bangsa tanpa kecuali.
Semoga kita dapat terus berkorban demi kemanusiaan yang penuh
keadilan dan berperadaban. Insya Allah.

 

Tanggapan

  1. As-salamu Alaykum Wa Rahmah Wa Barokah,
    Alhamdulillah, Alloh SWT berikan kesempatan saya untuk membaca blog ini. Terima kasih atas waktu dan usaha Bapak/Saudara menyiapkan blog ini. Sungguh sangat inspiratif dalam memotivasi diri kami menyadari arti kekhalifahan masing masing diri untuk teguh di dalam agama Alloh SWT.
    Semoga Alloh SWT ridha untuk kita bersilaturahim pada saatnya nanti, Insya Alloh.
    Muhammad Rizal Taslim
    Cikembar, Sukabumi

    • waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh….sama-sama moga bermanfaat …demi kabaikan bangsa yg penuh cinta & kasih illahi….


Tinggalkan komentar